Dalam perayaan ulang tahun ada yang disebut dengan Tiup Lilin, tiup lilin dalam gambaranya adalah tradisi yang dijalankan dengan memohon doa didepan api lilin dan diakhiri dengan meniup api lilin sebagai aksi yang sering dilakukan oleh masyarakat muslim kita.
Hal itu adalah merajuk kepada kaum Majusy yang aqidah dan kepercayaanya adalah menyembah api, maka kita bisa simpulkan bahwa sebagian muslim yang mengikuti tradisi meniup lilin adalah mereka tanpa disadari mengikuti kaum majusyi.
Dalam Sebuah Hadist menerangkan sebagai berikut,
Rasulullah bersabda:
ْﻦَﻣَﻪَّﺒَﺸَﺗٍﻡْﻮَﻘِﺑَﻮُﻬَﻓْﻢُﻬْﻨِﻣ
"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum,
maka ia termasuk golongan mereka."
( HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu
Umar).
Dalam keterangan hadits tersebut dijelaskan bahwasanya perayaan ulang tahun sedikit banyak mengandung unsur menyerupai (tasyabbuh) atau mengikuti (ittiba’) tradisi khas umat-umat non muslim.Sehingga, sebisa mungkin kita menghindarinya karena Rasulullah melarang kita untuk menyerupai dan mengikuti tradisi-tradisi khas umat non muslim.
Kegiatan pemotongan kue juga adalah bagian dari peringatan ulang tahun yang dijalankan oleh kaum non muslim, namun dalam hal ini kue bisa kita terangkan dengan niatnya. Apabila kue tersebut dengan niat untuk memberikan kepada orang lain, maka itu adalah bukan hal yang terlarang.
Kegiatan ulang tahun sebenarnya harusnya dijelaskan dalam memperingati akan hari kematian yang akan kita alami bukan untuk pesta pora, dalam peringatan kita intropeksi karena berkurangnya umur hidup kita. Renungkan dan memperbanyak intropeski untuk menjadikan orang yang selalu bersyukur,semakin bertaqwa dan menjadikan dunia ini sebagai kebun untuk menuju akhirat.
Post a Comment